Powered By Blogger

Jumat, 22 Juli 2011

‎"Belajar hikmah dari rayap- membangun kerjasama didalam momentum bulan Ramadhan"

 Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam suatu barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS 61:4). Rasulullah mengatakan dalam H.R Bukhari dan Muslim bahwa “barang siapa yang ingin rizkinya diluaskan dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menghubungkan tali silaturahim.” Silaturahim diartikan sebagai menghubungkan kasih sayang antar sesama. Silaturahim juga bermakna menghubungkan mereka yang sebelumnya terputus hubungan atau interaksi, dan memberi kepada orang yang tidak memberi kepada kita. Silaturahim ditandai dengan hubungan dengan hati, yakni keluasan hati. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah bahwa "Yang disebut bersilaturahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" HR Bukhari. Saudaraku, kita sesungguhnya diciptakan Allah dengan sebaik baiknya bentuk, yang seharusnya memiliki kemampuan yang jauh lebih dahsyat dibandingkan semua ciptaan Allah lainnya namun kita yg menyebabkan diri kita bisa kehilangan kemampuan itu karena kita bersikap individualitis mengabaikan rasa silahturahmi dan bekerja sama dengan saudara kita seiman dan seakidah. Kesombongan dan keangkuhan menghalangi diri kita untuk bekerja sama sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal. “Saya bisa, saya hebat, dan saya mampu. Buat apa bekerja sama?” Kita acap berkata seperti ini sehingga tanpa kita sadari kita telah kehilangan banyak potensi keberhasilan dalam hidup. Lihatlah saat ini kita sudah jauh meninggalkan fitrah diri dengan mengagungkan kreativitas akal semata, sesungguhnya cara yang diproduksi oleh akal kita semata amat lemah dan banyak kekurangannya. Padahal kita sudah punya cara hidup yang sesuai dengan fitrah manusia karena cara hidup ini dibuat oleh Pencipta kita, cara hidup itu adalah Al Quran dan sunah. Kita mungkin pernah melihat atau paling tidak mendengar nama rayap? Rayap adalah binatang kecil yang biasa memakan kayu. Rayap dikenal sebagai hama yang bisa merusak bahan rumah kita yang terbuat dari kayu. Kekuatan rayap sungguh luar biasa, sebuah bangunan besar bisa hancur oleh binatang kecil ini. Namun bukan sifat yg merusaknya yg menjadi contoh bagi kita tapi bagimana mereka bekerjasama menutupi kelemahannya untuk membangun kekuatannya. Selain itu rayap memiliki kekuatan membangun sarangnya lengkap dengan sistem Air Conditioning-nya plus tata ruang yang apik dengan ketinggian sampai 9 meter. Ini adalah suatu pencapaian luar biasa sebab tubuh rayap sendiri hanya memiliki tinggi sekitar 3 mm saja. Artinya rayap mampu membangun tempat tinggalnya sampai 3.000 kali tinggi badannya. Sementara manusia, dengan berbagai peralatan dan teknologi yang canggih, sampai sekarang belum mampu membangun bangunan dengan ketinggian sampai 1.000 kali tinggi badan kita. Sampai saat ini bangunan tertinggi yang sudah dibuat manusia baru sampai ketinggian sekitar 1.000 meter saja. Itulah salah satu bukti bahwa sesuatu yg diciptakan Allah tidaklah sia-sia, agar kita mampu mengambil hikmah sebagai bahan untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Sang Maha Pencipta. Hikmah yang bisa kita dapatkan dari rayap bahwa mereka bekerja sama dalam membangun sarangnya, kelemahan tubuh kecil mereka atasi dengan cara bekerja sama. Bekerja sama membuat mereka memiliki kekuatan yang dahsyat baik dalam menghancurkan maupun membangun. Mereka bekerja dengan mengikuti insting, yang merupakan fitrah yang diberikan Allah kepada makhluq ini. Mereka tidak punya ilmu arsitektur. Mereka tidak memiliki ilmu dengan pengkondisian udara dan tata ruang. Mereka tidak pernah kuliah cara mengawetkan makanan. Mereka mampu, karena mereka hidup dalam fitrahnya. Sepatutnya melalui gemblengan bulan Ramadhan yang akan kita jalani beberapa waktu lagi kita mampu mengembalikan fitrah kita dengan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Kita bisa mengembalikan potensi kita yang sebenarnya, baik untuk meraih sukses dunia maupun akhirat. Kita bisa berubah ke arah yang lebih baik! Sebab, sudah terbukti kita bisa. Bulan suci Ramadhan yang merupakan momentum untuk melakukan perubahan. Lihatlah, seberapa banyak perubahan yang bisa kita lakukan pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya. kita bisa shalat malam setiap malam. kita biasa puasa setiap hari. Infaq yang lebih banyak. Tilawah lebih rajin. Dan berbagai ibadah lainnya. Ramadhan merupakan momentum bagi kita untuk berubah kearah yg lebih baik, karena kita bisa mendapatkan rahmat, marpighrah dan ampunan-Nya. Momentum yg membuat kita mudah bergerak dan terus bergerak. Selama kita menjaga momentum maka kita akan terus bergerak menuju perbaikan. Begitu juga, dari segi mindset, kita sudah memiliki mindset sukses dengan pembuktian bahwa kita bisa melakukan hal-hal yang pada hari-hari biasa dianggap berat. Ramadhan adalah momentum perubahan menuju manusia dengan derajat taqwa. Ini sudah pasti jika kita menyambut Ramadhan dan menjalankan ibadahnya dengan sungguh-sungguh. Namun bukan hanya kesuksesan akhirat yang bisa kita raih dengan momentum Ramadhan, tetapi keberhasilan di dunia pun bisa kita raih. Kita sudah memiliki mindset sukses yang bisa terus kita pertahankan untuk kehidupan kita baik urusan dunia dan akhirat. Dalam kisah Adam di surga, diceritakan pelanggaran pertama yang dilakukan nenek moyang manusia. Nabi Adam mendekati sebuah pohon terlarang, padahal ketika itu ia bebas untuk memakan apa pun yang ada di surga kecuali buah tertentu tadi. Perbuatan melanggar oleh Adam ini seakan menjadi i'tibar bagi kita bahwa dasar kelemahan kita adalah ketidak-mampuan mengendalikan diri. kita adalah mahkluk yang gampang tergoda, kita tidak mampu mengendalikan dir sehingga kita akan terjatuh dalam kedudukan yang hina. Mindset sukses yang sering kali tidak disadari oleh kita setelah ramadhan berlalu biasanya hilangnya kemampuan kita untuk berbuat lebih baik daripada yang biasa kita lakukan selama bulan ramdhan. ini semua disebabkan karena kita tidak mampu mengendalikan diri kita karena gampang tergoda bujuk rayu hawa nafsu yang akhirnya mengantarkan kita kembali menjauhi fitrahnya menjadi hamba-Nya yg hina. Sepatutnya momentum ramadhan menghantarkan kita pada kemampuan melakukan tindakan yang lebih baik lebih arif dari hari-hari sebelumnya. Bukankah ramadhan mengajarkan kita untuk bersama-sama menjalankan ibadah sholat wajib, sholat tarawih,witir, bertadarus, membangun kepekaaan sosial dengan menyantuni anak yatim, fakir miskin, kaum dhuafa dan pada akhirnya kita tutup ramadhan dengan hari kemenangan dengan melaksanakan sholat id secara bersama-sama. Sepatutnya kita mampu mengambil hikmahnya agar kita bisa bertindak lebih optimal meminimalisir kelemahan dan memanfaatkan kelebihan dengan menjalin kerjasama dengan sesama dalam dunia kerja, kita bisa berbuat lebih dalam bisnis, kita bisa berbuat lebih dalam dakwah. Sehingga kita menjadi manusia yang selalu lebih baik dari hari ke hari menjadi manusia yg bertakwa, sementara inilah salah satu kunci sukses kita menjalani ibadah dibulan ramadhan. Marilah kita berdoa semoga Allah mengizinkan kita dan memberi kesempatan bagi kita untuk mengecap Ramadhan tahun ini. Mari kita manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk bertindak dan beribadah lebih baik dari hari-hari sebelumnya dan momentum ini tetap kita jaga pada 11 bulan lainnya. Semoga, mudah-mudahan kita menjadi salah satu yang mendapatkan keberkahan Ramadhan ini. Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman : "Setiap amalan ibnu Adam adalah baginya sendiri kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu bagiKu dan Aku yang akan memberi pahala langsung bagi puasanya itu. Dia meninggalkan makanannya, minumannya dan syahwatnya karena Aku." (HR. Ahmad dan Muslim) Jadi sesungguhnya puasa adalah merupakan suatu ibadah yang luar-biasa nilainya di mata Allah SWT, sehingga Allah tidak menjelaskan besar nilai pahala ini dan berjanji membalasnya sendiri kelak. Kesuksesan ibadah bulan Ramadhan bagi kita bisa dilihat dari akhirnya. Jika akhir bulan Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah kita termasuk yg berhasil dan sukses dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Dan terakhir, semua ibadah Ramadhan yang akan kita lakukan tidak boleh lepas dari muhasabah, muhasabah terhadap langkah-langkah yang akan kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya. Semoga Allah senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan momentum ramadhan yang akan kita jelang menghantarkan kita pada kebangkitan semangat beribadah sehingga membuka peluang bagi terwujudnya pribadi yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud jika kita berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunah. Mohon maaf atas kekurangan, andai ada setitik hikmah itu dari-Nya. Wallahu muwafiq illa aqwamith thariq. Wassalamu'alaikum saudaraku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar