Powered By Blogger

Kamis, 14 Juli 2011

Bersabarlah, Jangan Sedih Wahai Saudaraku

Senang, bahagia, suka cita,
sedih, kecewa dan duka cita
adalah sesuatu yang biasa
dialami manusia. Ketika
mendapatkan sesuatu yang
menggembirakan dari kesenangan-kesenangan duniawi
maka dia akan senang dan
gembira. Sebaliknya ketika tidak
mendapatkan apa yang
diinginkan maka dia merasa
sedih dan kecewa bahkan kadang-kadang sampai putus
asa. Akan tetapi sebenarnya bagi
seorang mukmin, semua
perkaranya adalah baik. Hal ini
diterangkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ِﺮْﻣَﺄِﻟ ﺎًﺒَﺠَﻋ َّﻥِﺇ ِﻦِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ
ٌﺮْﻴَﺧ ُﻪَّﻠُﻛ ُﻩَﺮْﻣَﺃ
َﻙﺍَﺫ َﺲْﻴَﻟَﻭ
َّﻻِﺇ ٍﺪَﺣَﺄِﻟ
ْﻥِﺇ ِﻦِﻣْﺆُﻤْﻠِﻟ
ُﺀﺍَّﺮَﺳ ُﻪْﺘَﺑﺎَﺻَﺃ ﺍًﺮْﻴَﺧ َﻥﺎَﻜَﻓ َﺮَﻜَﺷ
ُﻪْﺘَﺑﺎَﺻَﺃ ْﻥِﺇَﻭ ُﻪَﻟ
َﺮَﺒَﺻ ُﺀﺍَّﺮَﺿ
ُﻪَﻟ ﺍًﺮْﻴَﺧ َﻥﺎَﻜَﻓ
“Sungguh menakjubkan
perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua
perkaranya adalah baik dan
tidaklah hal ini dimiliki oleh
seorangpun kecuali oleh orang
mukmin. Jika dia diberi
kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini
sebagai kebaikan baginya.
Sebaliknya jika dia ditimpa
musibah (sesuatu yang tidak
menyenangkan), dia bersabar,
maka ini juga menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim no.2999
dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu)
Kriteria Orang yang Paling Mulia Sesungguhnya kesenangan
duniawi seperti harta dan
status sosial bukanlah ukuran
bagi kemuliaan seseorang.
Karena Allah Ta’ala memberikan
dunia kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak
dicintai-Nya. Akan tetapi Allah
akan memberikan agama ini
hanya kepada orang yang
dicintai-Nya. Sehingga ukuran/
patokan akan kemuliaan seseorang adalah derajat
ketakwaannya. Semakin
bertakwa maka dia semakin
mulia di sisi Allah. Allah berfirman:
ُﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃﺎَﻳ
ْﻦِﻣ ْﻢُﻛﺎَﻨْﻘَﻠَﺧ ﺎَّﻧِﺇ
ﻰَﺜْﻧُﺃَﻭ ٍﺮَﻛَﺫ
ﺎًﺑﻮُﻌُﺷ ْﻢُﻛﺎَﻨْﻠَﻌَﺟَﻭ
َﻞِﺋﺎَﺒَﻗَﻭ َّﻥِﺇ ﺍﻮُﻓَﺭﺎَﻌَﺘِﻟ
َﺪْﻨِﻋ ْﻢُﻜَﻣَﺮْﻛَﺃ
ْﻢُﻛﺎَﻘْﺗَﺃ ِﻪَّﻠﻟﺍ
ٌﻢﻴِﻠَﻋ َﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥِﺇ
ٌﺮﻴِﺒَﺧ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari
seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan
kalian berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kalian
saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kalian di sisi
Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kalian.
Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujuraat:13)

Jangan Sedih ketika Tidak Dapat
Dunia Wahai saudaraku, ingatlah
bahwa seluruh manusia telah
Allah tentukan rizkinya -
termasuk juga jodohnya-,
ajalnya, amalannya, bahagia
atau pun sengsaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ْﻢُﻛَﺪَﺣَﺃ َّﻥِﺇ
ْﻲِﻓ ُﻪُﻘْﻠَﺧ ُﻊَﻤْﺠُﻳ
ِﻪِّﻣُﺃ ِﻦْﻄَﺑ
ﺎًﻣْﻮَﻳ َﻦْﻴِﻌَﺑْﺭَﺃ
ُﻥْﻮُﻜَﻳ َّﻢُﺛ ًﺔَﻔْﻄُﻧ
ًﺔَﻘَﻠَﻋ َﻚِﻟَﺫ ْﻲِﻓ َّﻢُﺛ َﻚِﻟَﺫ َﻞْﺜِﻣ
َﻚِﻟَﺫ ْﻲِﻓ ُﻥْﻮُﻜَﻳ
َﻚِﻟَﺫ َﻞْﺜِﻣ ًﺔَﻐْﻀُﻣ
ُﻞَﺳْﺮُﻳ َّﻢُﺛ
ُﺦُﻔْﻨَﻴَﻓ ُﻚَﻠَﻤْﻟﺍ
َﺡْﻭُّﺮﻟﺍ ِﻪْﻴِﻓ ِﻊَﺑْﺭَﺄِﺑ ُﺮَﻣْﺆُﻳَﻭ
ِﺐْﺘَﻜِﺑ ٍﺕﺎَﻤِﻠَﻛ
ِﻪِﻠَﺟَﺃَﻭ ِﻪِﻗْﺯِﺭ
ٌّﻲِﻘَﺷَﻭ ِﻪِﻠَﻤَﻋَﻭ
ٌﺪْﻴِﻌَﺳ ْﻭَﺃ
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan
penciptaannya dalam perut
ibunya selama 40 hari dalam
bentuk nuthfah (air mani)
kemudian berbentuk segumpal
darah dalam waktu yang sama lalu menjadi segumpal daging
dalam waktu yang sama pula.
Kemudian diutus seorang
malaikat kepadanya lalu
ditiupkan ruh padanya dan
diperintahkan dengan empat kalimat/perkara: ditentukan
rizkinya, ajalnya, amalannya,
sengsara atau bahagianya.” (HR.
Al-Bukhariy no.3208 dan Muslim
no.2643 dari Ibnu Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu)
Tidaklah sesuatu menimpa pada
kita kecuali telah Allah
taqdirkan. Allah Ta’ala
berfirman:
ْﻦِﻣ َﺏﺎَﺻَﺃ ﺎَﻣ
ِﺽْﺭَﻷﺍ ﻲِﻓ ٍﺔَﺒﻴِﺼُﻣ ْﻢُﻜِﺴُﻔْﻧَﺃ ﻲِﻓ َﻻَﻭ
ْﻦِﻣ ٍﺏﺎَﺘِﻛ ﻲِﻓ َّﻻِﺇ
ﺎَﻫَﺃَﺮْﺒَﻧ ْﻥَﺃ ِﻞْﺒَﻗ
ﻰَﻠَﻋ َﻚِﻟَﺫ َّﻥِﺇ ٌﺮﻴِﺴَﻳ ِﻪَّﻠﻟﺍ (22)
ﺍْﻮَﺳْﺄَﺗ َﻻ ْﻲَﻜِﻟ
َﻻَﻭ ْﻢُﻜَﺗﺎَﻓ ﺎَﻣ ﻰَﻠَﻋ
ﺎَﻤِﺑ ﺍﻮُﺣَﺮْﻔَﺗ
َﻻ ُﻪَّﻠﻟﺍَﻭ ْﻢُﻛﺎَﺗﺍَﺀ
َّﻞُﻛ ُّﺐِﺤُﻳ ٍﺭﻮُﺨَﻓ ٍﻝﺎَﺘْﺨُﻣ (23)
َﻥﻮُﻠَﺨْﺒَﻳ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ
َﺱﺎَّﻨﻟﺍ َﻥﻭُﺮُﻣْﺄَﻳَﻭ
ْﻦَﻣَﻭ ِﻞْﺨُﺒْﻟﺎِﺑ
َّﻥِﺈَﻓ َّﻝَﻮَﺘَﻳ
ُّﻲِﻨَﻐْﻟﺍ َﻮُﻫ َﻪَّﻠﻟﺍ ُﺪﻴِﻤَﺤْﻟﺍ 24) )
“Tiada suatu bencanapun yang
menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada diri kalian sendiri
melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah. (Kami
jelaskan yang demikian itu)
supaya kalian jangan berduka
cita terhadap apa yang luput
dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap
apa yang diberikan-Nya kepada
kalian. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri, (yaitu)
orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir.
Dan barangsiapa yang berpaling
(dari perintah-perintah Allah)
maka sesungguhnya Allah Dia-lah
Yang Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.” (Al-Hadiid:22-24) Kalau kita merasa betapa
sulitnya mencari penghidupan
dan dalam menjalani hidup ini,
maka ingatlah sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ٍﻞَﻤَﻋ ْﻦِﻣ َﺲْﻴَﻟ ﻰَﻟِﺇ ُﺏِّﺮَﻘُﻳ
ْﺪَﻗ َّﻻِﺇ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ
ﺎَﻟَﻭ ِﻪِﺑ ْﻢُﻜُﺗْﺮَﻣَﺃ
ﻰَﻟِﺇ ُﺏِّﺮَﻘُﻳ ٍﻞَﻤَﻋ
ْﺪَﻗ َّﻻِﺇ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ
َﻻ ُﻪْﻨَﻋ ْﻢُﻜُﺘْﻴَﻬَﻧ ٌﺪَﺣَﺃ َّﻦَﺌِﻄْﺒَﺘْﺴَﻳ
َّﻥَﺃ ُﻪُﻗْﺯِﺭ ْﻢُﻜْﻨِﻣ
ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻞْﻳِﺮْﺒِﺟ
ﻰَﻘْﻟَﺃ ُﻡَﻼَّﺴﻟﺍ
َّﻥَﺃ ْﻲِﻋْﻭَﺭ ْﻲِﻓ
ْﻦَﻟ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ﺍًﺪَﺣَﺃ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ َﻦِﻣ َﺝُﺮْﺨَﻳ
َﻞِﻤْﻜَﺘْﺴَﻳ ﻰَّﺘَﺣ
َﻪﻠﻟﺍ ﺍﻮُﻘَّﺗﺎَﻓ ُﻪُﻗْﺯِﺭ
ُﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ
ﻲِﻓ ﺍْﻮُﻠِﻤْﺟَﺍَﻭ
ْﻥِﺈَﻓ ِﺐَﻠَّﻄﻟﺍ ٌﺪَﺣَﺃ َﺄَﻄْﺒَﺘْﺳﺍ
َﻼَﻓ ُﻪُﻗْﺯِﺭ ْﻢُﻜْﻨِﻣ
ِﺔَﻴِﺼْﻌَﻤِﺑ ُﻪْﺒُﻠْﻄَﻳ
َﻻ َﻪﻠﻟﺍ َّﻥِﺈَﻓ ِﻪﻠﻟﺍ
ُﻪُﻠْﻀَﻓ ُﻝﺎَﻨُﻳ
ٍﺔَﻴِﺼْﻌَﻤِﺑ
“Tiada suatu amalan pun yang
mendekatkan ke surga kecuali
aku telah perintahkan kalian
dengannya dan tiada suatu
amalan pun yang mendekatkan
ke neraka kecuali aku telah larang kalian darinya. Sungguh
salah seorang di antara kalian
tidak akan lambat rizkinya.
Sesungguhnya Jibril telah
menyampaikan pada hatiku
bahwa salah seorang dari kalian tidak akan keluar dari dunia
(meninggal dunia) sampai
disempurnakan rizkinya. Maka
bertakwalah kepada Allah wahai
manusia dan perbaguslah dalam
mencari rizki. Maka apabila salah seorang di antara kalian
merasa/menganggap bahwa
rizkinya lambat maka janganlah
mencarinya dengan bermaksiat
kepada Allah karena
sesungguhnya keutamaan/ karunia Allah tidak akan didapat
dengan maksiat.” (Shahih, HR.
Al-Hakim no.2136 dari Ibnu
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu) Maka berusahalah beramal/
beribadah dengan yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
jangan membuat perkara baru
dalam agama (baca:bid’ah). Dan berusahalah mencari rizki
dengan cara yang halal serta
hindari sejauh-jauhnya hal-hal
yang diharamkan. Hendaklah Orang yang Mampu
Membantu Hendaklah bagi orang yang
mempunyai kelebihan harta
ataupun yang punya kedudukan
agar membantu saudaranya
yang kurang mampu dan yang
mengalami kesulitan. Allah berfirman:
ﻰَﻠَﻋ ﺍﻮُﻧَﻭﺎَﻌَﺗَﻭ
ﻯَﻮْﻘَّﺘﻟﺍَﻭ ِّﺮِﺒْﻟﺍ
ﻰَﻠَﻋ ﺍﻮُﻧَﻭﺎَﻌَﺗ َﻻَﻭ
ِﻥﺍَﻭْﺪُﻌْﻟﺍَﻭ ِﻢْﺛِﻹﺍ
َﻪَّﻠﻟﺍ ﺍﻮُﻘَّﺗﺍَﻭ ُﺪﻳِﺪَﺷ َﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥِﺇ
ِﺏﺎَﻘِﻌْﻟﺍ
“Dan tolong-menolonglah kalian
dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kalian kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.” (Al-Maa`idah:2) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ْﻦَﻋ َﺲَّﻔَﻧ ْﻦَﻣ
ْﻦِﻣ ًﺔَﺑْﺮُﻛ ٍﻦِﻣْﺆُﻣ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ِﺏَﺮُﻛ ،
ُﻪْﻨَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ َﺲَّﻔَﻧ
ِﺏَﺮُﻛ ْﻦِﻣ ًﺔَﺑْﺮُﻛ ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟﺍ ِﻡْﻮَﻳ ،
ﻰَﻠَﻋ َﺮَّﺴَﻳ ْﻦَﻣَﻭ ٍﺮِﺴْﻌُﻣ ، ُﻪﻠﻟﺍ َﺮَّﺴَﻳ
ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ﻲِﻓ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ِﺓَﺮِﺧﻵﺍَﻭ ، ْﻦَﻣَﻭ
ﺎًﻨِﻣْﺆُﻣ َﺮَﺘَﺳ
ْﻲِﻓ ُﻪﻠﻟﺍ ُﻩَﺮَﺘَﺳ ِﺓَﺮِﺧﻵﺍَﻭ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ ،
ِﻥْﻮَﻋ ْﻲِﻓ ُﻪﻠﻟﺍَﻭ
َﻥﺎَﻛ ﺎَﻣ ِﺪْﺒَﻌْﻟﺍ
ِﻥْﻮَﻋ ْﻲِﻓ ُﺪْﺒَﻌْﻟﺍ
ِﻪْﻴِﺧَﺃ
“Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari kesusahan-
kesusahan dunia dari seorang
mukmin, maka Allah akan
hilangkan darinya satu
kesusahan dari kesusahan-
kesusahan hari kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan
orang yang mengalami kesulitan
maka Allah akan mudahkan
baginya di dunia dan di akhirat.
Dan barangsiapa yang menutupi
aib seorang muslim, maka Allah akan tutupi aibnya di dunia dan
akhirat. Dan Allah akan
senantiasa menolong hamba
selama hamba tersebut mau
menolong saudaranya.” (HR.
Muslim no.2699 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Berdo’a ketika Sedih Jika kita merasa sedih karena
sesuatu menimpa kita seperti
kehilangan harta, sulit mencari
pekerjaan, kematian salah
seorang keluarga kita, tidak
mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, jodoh tak
kunjung datang ataupun yang
lainnya, maka ucapkanlah do’a
berikut yang diajarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
ﻂَﻗ ﺍًﺪَﺣَﺃ َﺏﺎَﺻَﺃ ﺎَﻣ
ٌﻥْﺰُﺣ َﻻَﻭ ٌّﻢَﻫ َﻝﺎَﻘَﻓ ) : َّﻢُﻬَّﻠﻟﺍ
ُﻦْﺑﺍ َﻙُﺪْﺒَﻋ ْﻲِّﻧِﺇ
َﻚِﺘَﻣَﺃ ُﻦْﺑﺍ َﻙِﺪْﺒَﻋ
َﻙِﺪَﻴِﺑ ْﻲِﺘَﻴِﺻﺎَﻧ
َﻚُﻤْﻜُﺣ َّﻲِﻓ ٍﺽﺎَﻣ
َﻙُﺅﺎَﻀَﻗ َّﻲِﻓ ٌﻝْﺪَﻋ ِّﻞُﻜِﺑ َﻚُﻟَﺄْﺳَﺃ
َﻚَﻟ َﻮُﻫ ٍﻢْﺳﺍ
َﻚَﺴْﻔَﻧ ِﻪِﺑ َﺖْﻴَّﻤَﺳ
ُﻪَﺘْﻤَّﻠَﻋ ْﻭَﺃ
َﻚِﻘْﻠَﺧ ْﻦِﻣ ﺍًﺪَﺣَﺃ
ْﻲِﻓ ُﻪَﺘْﻟَﺰْﻧَﺃ ْﻭَﺃ ْﻭَﺃ َﻚِﺑﺎَﺘِﻛ
ْﻲِﻓ ِﻪِﺑ َﺕْﺮَﺛْﺄَﺘْﺳﺍ
ِﺐْﻴَﻐْﻟﺍ ِﻢْﻠِﻋ
َﻞَﻌْﺠَﺗ ْﻥَﺃ َﻙَﺪْﻨِﻋ
َﻊْﻴِﺑَﺭ َﻥﺁْﺮُﻘْﻟﺍ
َﺭْﻮُﻧَﻭ ْﻲِﺒْﻠَﻗ َﺀَﻼَﺟَﻭ ْﻱِﺭْﺪَﺻ
َﺏﺎَﻫَﺫَﻭ ْﻲِﻧْﺰُﺣ ْﻲِّﻤَﻫ ( ﻪﻠﻟﺍ ﺐﻫﺫﺃ ﻻﺇ
ﺎﺟﺮﻓ ﻪﻧﺎﻜﻣ ﻪﻟﺪﺑﺃﻭ ﻪﻧﺰﺣﻭ ﻪﻤﻫ
ﻻﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﻞﻴﻘﻓ ﻝﺎﻗ
ﻦﻤﻟ ﻲﻐﺒﻨﻳ ﻰﻠﺑ ﻝﺎﻘﻓ ﺎﻬﻤﻠﻌﺘﻧ
ﺎﻬﻤﻠﻌﺘﻳ ﻥﺃ ﺎﻬﻌﻤﺳ
“Tidaklah seseorang ditimpa suatu kegundahan maupun
kesedihan lalu dia berdo’a: “Ya
Allah, sesungguhnya saya adalah
hamba-Mu, putra hamba laki-
laki-Mu, putra hamba
perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu
padaku hukum-Mu, adil
ketentuan-Mu untukku. Saya
meminta kepada-Mu dengan
seluruh Nama yang Engkau miliki,
yang Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau
ajarkan kepada seseorang dari
makhluk-Mu atau yang Engkau
turunkan dalam kitab-Mu atau
yang Engkau simpan dalam ilmu
ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an sebagai
musim semi (penyejuk) hatiku
dan cahaya dadaku, pengusir
kesedihanku serta penghilang
kegundahanku.” kecuali akan
Allah hilangkan kegundahan dan kesedihannya dan akan diganti
dengan diberikan jalan keluar
dan kegembiraan.” Tiba-tiba
ada yang bertanya: “Ya
Rasulullah, tidakkah kami
ajarkan do’a ini (kepada orang lain)? Maka Rasulullah menjawab:
“Bahkan selayaknya bagi siapa
saja yang mendengarnya agar
mengajarkannya (kepada yang
lain).” (HR. Ahmad no.3712 dari
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan
Asy-Syaikh Al-Albaniy) Juga do’a berikut ini:
ْﻲِّﻧِﺇ َّﻢُﻬَّﻠﻟﺍ
َﻦِﻣ َﻚِﺑ ُﺫْﻮُﻋَﺃ
ِﻥَﺰَﺤْﻟﺍَﻭ ِّﻢَﻬْﻟﺍ
ِﺰْﺠَﻌْﻟﺍَﻭ
ِﻞَﺴَﻜْﻟﺍِﻭ ِﻞْﺨُﺒْﻟﺍَﻭ
ِﻊَﻠَﺿَﻭ ِﻦْﺒُﺠْﻟﺍَﻭ
ِﺔَﺒَﻠَﻏَﻭ ِﻦْﻳَّﺪﻟﺍ
ِﻝﺎَﺟِّﺮﻟﺍ
“Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari gundah gulana, sedih, lemah,
malas, kikir, penakut, terlilit
hutang dan dari tekanan/
penindasan orang lain.” (HR. Al-
Bukhariy 7/158 dari Anas
radhiyallahu ‘anhu)

Ilmu adalah Pengganti Segala
Kelezatan Di antara hal yang bisa
menghibur seseorang ketika
mengalami kesepian atau ketika
sedang dilanda kesedihan adalah
menuntut ilmu dan senantiasa
bersama ilmu. Berkata Al-Imam Al-Mawardiy:
“Ilmu adalah pengganti dari
segala kelezatan dan mencukupi
dari segala kesenangan….
Barangsiapa yang menyendiri
dengan ilmu maka kesendiriannya itu tidak
menjadikan dia sepi. Dan
barangsiapa yang menghibur diri
dengan kitab-kitab maka dia
akan mendapat kesenangan….
Maka tidak ada teman ngobrol sebaik ilmu dan tidak ada sifat
yang akan menolong pemiliknya
seperti sifat al-hilm (sabar dan
tidak terburu-buru).” (Adabud
Dunya wad Diin hal.92, dari
Aadaabu Thaalibil ‘Ilmi hal.71)
Duhai kiranya kita dapat
mengambil manfaat dari ilmu
yang kita miliki sehingga kita
tidak akan merasa kesepian
walaupun kita sendirian di malam
yang sunyi tetapi ilmu itulah yang setia menemani. Contoh Orang-orang yang Sabar Cobaan yang menimpa kita
kadang-kadang menjadikan kita
bersedih tetapi hendaklah
kesedihan itu dihadapi dengan
kesabaran dan menyerahkan
semua permasalahan kepada Allah, supaya Dia menghilangkan
kesedihan tersebut dan
menggantikannya dengan
kegembiraan. Allah berfirman mengisahkan
tentang Nabi Ya’qub:
ْﻢُﻬْﻨَﻋ ﻰَّﻟَﻮَﺗَﻭ
ﻰَﻔَﺳَﺃﺎَﻳ َﻝﺎَﻗَﻭ
َﻒُﺳﻮُﻳ ﻰَﻠَﻋ
ُﻩﺎَﻨْﻴَﻋ ْﺖَّﻀَﻴْﺑﺍَﻭ َﻮُﻬَﻓ ِﻥْﺰُﺤْﻟﺍ َﻦِﻣ ٌﻢﻴِﻈَﻛ (84) ﺍﻮُﻟﺎَﻗ
ُﺄَﺘْﻔَﺗ ِﻪَّﻠﻟﺎَﺗ
َﻒُﺳﻮُﻳ ُﺮُﻛْﺬَﺗ
ﺎًﺿَﺮَﺣ َﻥﻮُﻜَﺗ ﻰَّﺘَﺣ
َﻦِﻣ َﻥﻮُﻜَﺗ ْﻭَﺃ َﻦﻴِﻜِﻟﺎَﻬْﻟﺍ (85) َﻝﺎَﻗ
ﻲِّﺜَﺑ ﻮُﻜْﺷَﺃ ﺎَﻤَّﻧِﺇ
ِﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ ﻲِﻧْﺰُﺣَﻭ
ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻦِﻣ ُﻢَﻠْﻋَﺃَﻭ َﻥﻮُﻤَﻠْﻌَﺗ َﻻ ﺎَﻣ 86) )
“Dan Ya`qub berpaling dari
mereka (anak-anaknya) seraya
berkata: “Aduhai duka citaku
terhadap Yusuf”, dan kedua
matanya menjadi putih karena
kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan
amarahnya (terhadap anak-
anaknya). Mereka berkata:
“Demi Allah, senantiasa kamu
mengingati Yusuf, sehingga kamu
mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-
orang yang binasa.” Ya`qub
menjawab: “Sesungguhnya
hanyalah kepada Allah aku
mengadukan kesusahan dan
kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang
kalian tiada
mengetahuinya.” (Yuusuf:84-86) Allah juga berfirman
mengisahkan tentang Maryam:
ُﻪْﺘَﻠَﻤَﺤَﻓ
ﺎًﻧﺎَﻜَﻣ ِﻪِﺑ ْﺕَﺬَﺒَﺘْﻧﺎَﻓ ﺎًّﻴِﺼَﻗ (22) ﺎَﻫَﺀﺎَﺟَﺄَﻓ
ِﻉْﺬِﺟ ﻰَﻟِﺇ ُﺽﺎَﺨَﻤْﻟﺍ
ْﺖَﻟﺎَﻗ ِﺔَﻠْﺨَّﻨﻟﺍ
ُّﺖِﻣ ﻲِﻨَﺘْﻴَﻟﺎَﻳ
ُﺖْﻨُﻛَﻭ ﺍَﺬَﻫ َﻞْﺒَﻗ ﺎًّﻴِﺴْﻨَﻣ ﺎًﻴْﺴَﻧ (23)
ْﻦِﻣ ﺎَﻫﺍَﺩﺎَﻨَﻓ
َّﻻَﺃ ﺎَﻬِﺘْﺤَﺗ
َﻞَﻌَﺟ ْﺪَﻗ ﻲِﻧَﺰْﺤَﺗ
ِﻚَﺘْﺤَﺗ ِﻚُّﺑَﺭ ﺎًّﻳِﺮَﺳ (24) ﻱِّﺰُﻫَﻭ
ِﻉْﺬِﺠِﺑ ِﻚْﻴَﻟِﺇ
ْﻂِﻗﺎَﺴُﺗ ِﺔَﻠْﺨَّﻨﻟﺍ
ﺎًّﻴِﻨَﺟ ﺎًﺒَﻃُﺭ ِﻚْﻴَﻠَﻋ
25))
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat
yang jauh. Maka rasa sakit
akan melahirkan anak memaksa
ia (bersandar) pada pangkal
pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku
mati sebelum ini, dan aku
menjadi sesuatu yang tidak
berarti, lagi dilupakan.” Maka
Jibril menyerunya dari tempat
yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya
Tuhanmu telah menjadikan anak
sungai di bawahmu. Dan
goyanglah pangkal pohon kurma
itu ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu.” (Maryam:22-25) Semoga Allah Ta’ala menjadikan
kita sebagai orang-orang yang
sabar dan istiqamah dalam
menjalankan syari’at-Nya, amin.
Wallaahu A’lam.

(Dikutip dari Bulletin Al Wala’
wa Bara’, Edisi ke-4 Tahun
ke-3 / 17 Desember 2004 M /
05 Dzul Qo’dah 1425 H . Judul
asli Janganlah Bersedih Wahai
Saudaraku. Diterbitkan Yayasan Forum Dakwah Ahlussunnah Wal
Jamaah Bandung.

Smoga bermanfaat. khususnya buat ana sendiri yg masih bodoh akan ilmu2 islam.
Dan juga buat pembaca sekalian....
Barokallahufikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar