Powered By Blogger

Selasa, 12 Juli 2011

Mari Kita Tatap Wajah Orang-Orang Yg kita Cintai

Bismillahir-Rahmanir-Rahim ...
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

Mari kita tatap wajah orang-orang tercinta kita....
Ayah kita
Ibu kita
Suami atau istri kita
Kakak dan adik kita
Anak-anak kita
Saudara-saudara kita
Sahabat dan teman-teman kita
Semua orang-orang yang kita cintai dan dekat dengan diri kita

Rasakan pekatnya cinta mereka…
Rasakan cinta yang senantiasa mengalir dan tersirat dari perbuatan mereka
Dan coba tatap lembut wajah mereka saat tidur terlelap
Betapa mereka begitu berharga dalam hidup kita…

Cium tangan mereka
Rasakan getar cinta yang deras mengalir dalam diri kita
Akan bukti cinta mereka selama ini...
Hari-hari yang telah mereka lalui bersama kita
Bahkan mereka menyembunyikan kelelahan dan keluh-kesah dari diri kita
Tetap tersenyum pada kita..

Kebahagiaan mereka adalah apa yang bisa mereka beri
Bukan balasan apa yang akan mereka terima
Pemberian kita sebesar apapun takkan pernah bisa setimpal dengan berdarah-darahnya mereka...

Mari mengingat hari ini, pada hari-hari mereka
Yang pernah menukar nyawa demi melahirkan kita
Rela berkuah keriangat demi sesuap nasi masuk ke mulut kita

Mari kita mengingat…
Betapa berjuta-juta dan takkan terhitung lagi kebaikan yang telah mereka berikan pada diri kita ...

"Bisakah kita menghitung atau mengingatnya?..."

Setelah sekarang kita jauh dari mereka
Mari mengingat kembali memori
Pengorbanan dan kesusahan mereka merawat
dan membesarkan kita sampai saat ini...

Rasakan kecintaan mereka begitu dalam
Yang terus mengirimkan bekal meski kita telah dewasa
Dan telah lepas kewajiban atas mereka
Relakah kita terus menyusahkan mereka?
Terus meneteskan air mata mereka...

Mari merasakan mereka yang begitu merindukan kita
Kita juga begitu merindukan mereka
ingin bisa menatap keteduhan wajah mereka
yang mulai keriput
Namun kita tak bisa menemuinya saat ini segera..

Bayangkan seandainya terjadi sesuatu dengan orang tercinta kita
Tanpa kita ada disana
Tiada hadir disisinya
Tak punya andil dalam kesusahanya
Sedang mereka begitu mengharap-harap kehadiran kita
Anak yang mau menemani mereka
Pada sisa kehidupan mereka...
Pada detik-detik pertemuan mereka...

Kita tidak tahu, siapakah yang lebih dulu dipanggil Allah
Apakah orang tua yang kita cintai atau kita lebih dahulu...
Sedang kepastian pastilah menjemput...
Kita begitu sibuk, memikirkan orang-orang baru disekitar kita; teman dekat dan rekan bisnis kita..

Dan seringkali melupakan mereka yang sepanjang hidupnya
mencurahkan hidup mereka
Mereka yang saat ini kesusahan, kangen dengan anaknya
Mengharap kebahagiaan ada pada diri kita
Pengorbanan mereka seringkali tertutup kesalah-pahaman kecil kita
Yang entah kenapa kadang nampak besar ...

Kita seringkali melampiaskan kemarahan…
Bahkan kebanyakan pada orang yang paling kita cintai
Orang yang paling berharga dan dekat dalam hidup kita
Dan akhirnya hanyalah penyesalan…

Mari kita menimbang-timbang

"Apakah kata yang kita ucapkan akan menyakiti orang-orang terdekat kita, orang-orang yang kita cintai?"

Sekiranya akan menyakitinya sebaiknya kita batalkan, sebab akan semakin besar risiko kehilangan orang yang kita cintai...

Jangan sampai kita menyesal kemudian
Setelah ketiadaaan (sepeninggal) beliau
Orang yang begitu kita cintai…

Mari cium tangan mereka, selagi kita masih bisa menggenggam erat tanganya
Telphone sekarang juga, selagi masih bisa mendengar suaranya
Pulanglah sekarang pada mereka, selagi kita masih bisa menjumpainya...

Tersenyum pada mereka saat ini juga,
selagi mata mereka yang sarat kasih-sayang
masih bisa menatap wajah kita
Yang seringkali sembab karna kesedihan atau kebahagiaan kita...

Ungkapkanlah "kita begitu mencintai mereka", selagi mereka ada
Lakukan sekarang juga sebelum kesempatan itu tiada

Mari kita resapi kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap lekat-lekat wajah mereka
Orang-orang yang begitu kita cintai
Rasakan betapa bahagia dan haru membuncah, diri kita mengingatnya

Bayangkan apa yang akan terjadi jika esoknya orang terkasih itu
tiada selama-lamanya
Puaskan kita menangis dipangkuan mereka…
Menangis senangis-nangisnya…
........................................​........................................​........................

Dari Seorang lelaki yang menangis sewaktu menuliskanya, berharap yang terbaik untuk orang yang begitu dicintainya setelah Allah dan rasulnya…

Semoga saudara dan saudariku bisa jua merasakanya, mengambil manfaat darinya

Mari menangis mendo’akan mereka...

“Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani saghiiroo...”

“ Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil... ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar