Powered By Blogger

Jumat, 22 Juli 2011

MEMPERKOKOH HATI |Tata Hatimu, Songsong Ramadhan!

Rasulullah saw bersabda; "Orang mukmin itu seperti tanaman yang selalu digoyahkan hembusan angin, karena seorang mukmin senantiasa ditimpa berbagai cobaan - sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon cemara yang tidak goyah dihembus angin kecuali setelah ditebang" (Riwayat Abu Hurairah, dalam Shahih Bukhari5212-Muslim5024, At Tirmidzi dan Imam Ahmad) ღبِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيღ Saya mulai dengan salam dari Syurga, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Semoga Kesejahtraan, Shalawat serta salam selalu tercurah kepada kekasih Alam ✿ܓMuhammad Rasulullah Shalallahu 'Alahi wassalam beserta keluarga, sahabat, dan pengikut yang setia dengan Assunahnya hinga akhir Jaman. Semoga kebahagiaan berada dalam perspective aktifitas berfikir kita saat ini, dan seterusnya. Semoga kebahagiaan dan Rahmat Allah selalu menaungi kita, di persinggahan dunia hingga nanti dihari yang kekal dalam keridhaan Allah aza wajala. Insha Allah ramadhan tinggal 9 hari lagi, mari kita teguhkan hati kita dan kembali memahami rahasia dibalik dentaman prahara ujian yang tak kenal henti menerpa kita. Dengan Izin-Nya lah saat ini saudara saudari ku dalam naungan indahnya Islam bisa membaca catatan ini. Perkenankanlah ana mempersembahkan sebuah renungan; "The Art to see Islam as Ultimate Solutions", atau melihat mendalam dahsyatnya Ujian dan menemukan solusinya dengan Perspective Islam. Ikhwahfillah.. Dalam langkah waktu yang kita lalui melewati ribuan hari hari, sesekali kita menemukan sebuah 'titik diam'. Diam.. Jiwa kita seperti bertemu pada sebuah titik jenuh dari kehidupan, Laksana awan yang bosan dalam belaian angin yang membuatnya jenuh dan berlarian menuju bumi, kembali menemui sungai, menuruni lembah dan bergabung dilautan. Tapi kemudian panas menguapkannya lagi, menjadi awan dan terbang bersama angin yang tak kenal lelah memangkunya, tatkala awan menghitam atau putih atau kuning di senja yang dilewatinya. Dalam hari yang kita arungi, kadang kita merasa perlu sejenak terhenti dan merenung, bergumam dalam tafakur, dan bertanya; untuk apa hidup ini. Dimana langkah lelah ini berakhir. Dimana rangkaian ujian ini bermuara? Meski bibir diam, tapi hati tidak pernah diam. Berkata dan bertanya, sering terlintas sebuah nuansa menyerupai iri; kenapa diri ini tidak sesempurna mereka yang hidup serba mudah? Hampir saja kita mengeluh.. Dan menyesali tentang diri yang sering terjatuh dalam kegagalan dan semakin tertinggal, sementara usia terus berkurang dan hari hari tidak pernah kembali. Itulah hidup.. Atau inilah hidup, yang tak akan selamanya bersahabat. Hidup yang tak akan selamanya sejalan dengan rencana rencana kecil kita. Adalah mudah untuk dipahami, jika kita mau berfikir bahwasannya hidup itu sendiri bukan sebuah tujuan yang harus kita tuntaskan di dunia ini. Akan ada begitu banyak beban yang menindih kita, jika lintasan lintasan itu terus kita kejar dikeseluruhan hidup kita. Adalah melelahkan jika semua rangkaian rencana itu harus kita wujudkan. Adalah tidak mungkin jika ambisi ambisi itu dipaksakan tanpa mengakui sebuah perencanaan terindah Allah subhanahuwwatala yang paling mengetahui hal hal terbaik untuk diri dan kehidupan kita. Hidup ini laksana proses panjang,. Letak keindahannya terletak dalam keseluruhan proses, bukan diakhir sebuah cerita. Jika kita memimpikan sebuah ujung, maka tidak lain ujung dari semua ambisi kita adalah kematian. Saat inilah, hari inilah hidup kita yang harus kita maknai. Kita harus cerdas memaknai hidup dengan 'menghubungkan' segala sesuatu yang terjadi pada diri kita kepada Allah. Hingga hati kita akan lembut dan mudah memahaminya,. Suasana hidup ini, adalah saat ini. Saat mata kita masih terang benderang, saat suara kita lantang dan saat ujian demi ujian menerpa seakan ingin menggoyahkan tegapnya bahu kita.. Sahabat pena yang Indah, Kesulitan dan Prahara Ujian itu akan selalu menemui kita, dalam semua tingkatan Iman. Itulah sebuah seni manusia hidup, Adalah Rasullullah saw telah membuat analogi yang indah tentan Ujian ini. Seperti yang diriwayatkan Kaab bin Malik ra,. Rasulullah saw bersabda: "Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman lunak dan lembut yang dapat digoyangkan oleh hembusan angin, sesekali miring dan kemudian tegak kembali sehingga bergoyang-goyang. Sedangkan perumpamaan orang kafir adalah seperti pohon cemara yang tegak berdiri di atas akarnya tidak dapat digoyangkan oleh sesuatu apapun sehingga ia tumbang sekaligus". (Shahih Muslim No.5025) Inilah Definisi Indah tentang Prahara Ujian dari Rasulullah Saw. Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw juga menjadikan pohon kurma sebagai perumpamaan orang mukmin. Abdullah bin Umar ra berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di antara jenis pohon terdapat satu pohon yang tidak mudah gugur daunnya yang diumpamakan seperti seorang muslim. Sebutkanlah pohon apakah itu? Lalu orang-orang banyak yang mengira pohon padang pasir dan aku sendiri mengira bahwa itu adalah pohon kurma tetapi aku malu mengatakannya. Kemudian mereka berseru: Wahai Rasulullah, sebutkanlah kepada kami pohon apakah itu? Rasulullah saw. menjawab: Ia adalah pohon kurma. Abdullah bin Umar berkata: Lalu menceritakan hal itu kepada Umar. Dia berkata: Seandainya kamu telah mengatakannya langsung itu pohon kurma adalah lebih aku sukai daripada kamu berkata begini, begini. (Shahih Muslim No.5027) Apa yang bisa kita ambil pelajaran dari pohon ini. ? Sahabat, pohon kurma hidup diseluruh jazirah Arabia. Pohon ini adalah salah satu jenis pohon yang tahan di terik panasnya saudi, saat musim panas, negeri ini mencapai titik 51 derajat celcius dan saat musim dingin bisa mencapai 0 derajat meski tak ada salju. Kurma ini tidak layu disepanjang musim panas, Musim panas saudi arabia bukan 3 atau 4 bulan, bisa jadi sepanjang tahun tidak ada hujan. Tapi lihatlah, pohon kurma diatas. Dia tetap tegar dan berdiri kokoh, daunnya rimbun untuk berteduh rerumputan dan manusia. Buahnya menyebar keseluruh dunia, menjadi makanan dan obat. Kita harus belajar dari ketegarannya. Kita harus tegar dalam setiap ujian, karena ia akan menemui kita dalam semua kondisi dan situasi. Tersenyumlah dalam setiap badai Ujian yang melanda kota hatimu. Lihatlah, para peselancar (wave surfer), dia senang berselancar dengan badai yang besar, bahkan mencarinya dari pantai ke pantai didunia. Karena dia tau, dia ahli, dia memiliki ilmu untuk menikmati Ujian dan berselancar didalamnya. أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ Allah berfirman; "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al Ankabuut 2) Sa'ad bin Abi Waqqash berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi Saw menjawab; "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari) Subhanallah.. Ujian & Musibah Musibah itu laksana sebuah sentuhan lembut dari Allah yang Maha Baik. Allah begitu tahu bahwasannya kita tidak tahan akan api Neraka, dan Dia menimpakan sebagian azab itu di dunia dengan bencana bencana. Jangan lelah, wahai saudaraku.. Lihatlah air yang tak pernah berkata lelah menelusuri lembah dan bebatuan, diam selamanya diam, tetap diam meski panas dan mendidih hingga dingin dan membeku.. Jika saatnya tiba, air rela meninggalkan bumi yang indah berubah menjadi awan. dan lihatlah lagi, awanpun rela berpisah dengan angin yang setia memangkunya meski hitam, meski putih, meski kuning... tetap turun kebumi meninggalkannya, menjadi gerimis, menjadi hujan. Air tak pernah membantah saat diperintah. Meski dicaci, meski dibenci..meski kotor, dirawa atau dikota. tetap sejuk dan berusaha menjadi bening, menetapi fitrahnya mengalir merendah meski tersiksa dibebatuan atau dihempas hempas menjadi badai. tetap semangat menuju pantai, tetap sabar.. meski pantai kadang diam dan mengusirnya kelautan. Tetaplah lembut seperti air yang tak sesiapapun bisa meniru warnanya, yang tetap berjalan bersamaan diseluruh waktu. beriak riak melukis symphony... Dalam sebuah kondisi, Sebagai bagian dari fitrah manusia - yang ingin mempertahankan jiwa dan kehidupannya - kita merasa takut saat sebuah gempa mengguncang bumi ini, apalagi misalnya kita sedang berada di lantai 20 sebuah Gedung. Dalam ketakutan itu sebenarnya ada pembelajaran. Kita tidak akan begitu peduli bahwa kita berada dilantai 20 jika tidak ada guncangan yang mengguncang gedung itu, semakin tinggi kedudukan kita rasa was was dan khawatir atau bayang bayang ujian akan lebih besar. Sangat beda ketika kita berdiam dibawah Itulah sebuh sequence, atau konsekuensi dari tingkatan status sosial. Ini juga berlaku untuk tingkatan status Iman seorang manusia. Allah akan menguji dengan berbagai guncangan untuk mengingatkan; dilantai berapakah kita? sudahkah kita menysukuri atas kelebihan posisi kita terhadap orang orang dibawah kita? Jika kita saat ini masih berada dibawah, dan sedang berjalan keatas.. Maka berbahagialah, sederhanakan ambisimu. Maknai setiap tangga tangga lantai yang kamu jejaki, disana banyak pelajaran. Jika ingin cepat mencapai lantai 20, jangan berdiam diri. Lakukan sesuatu dan carilah Ilmunya. Karena dengan ilmu kamu bisa melihat banyak kesempatan dan memiliki sebuah kunci untuk memasuki lift yang akan membawamu dalam se-per-sekian menit ke lantai teratas. Teruslah melangkah, jangan biarkan waktu yang berharga ini berlalu sepi. Lima menit yang kau gunakan untuk persiapan akhiratmu mungkin akan lebih berharga daripada lima tahun yang kamu pakai untuk persiapan di duniamu yang sebentar ini Lima menit dimalam hari yang kau gunakan untuk menangis karena takut akan murka Rabbmu mungkin akan berharga daripada lima malam untuk kesedihan atas luka hati yang tak kamu mengerti di duniamu yang sebentar ini Lima menit yang kamu pergunakan untuk tafakur mungkin akan lebih bernilai daripada lima jam yang kamu gunakan beramal untuk meraih pujian manusia di duniamu yang sebentar ini Lima menit yang 'engkau sadari', adalah lebih berharga daripada lima tahun yang kau lewatkan sia sia di duniamu yang sebentar ini Lima menit.. Mungkin lima menit disakaratul mautmu adalah lebih berharga daripada lima puluh tahun usiamu didunia ini, disana imanmu dipertaruhkan. . Bersiaplah.. Dunia ini kurang dari lima menit jika kita bandingkan dengan akhirat kita yang abadi, kita akan pulang.. Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memegang kedua pundakku dan bersabda: "Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang sedang lewat." Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Jika engkau memasuki waktu sore, maka janganlah menunggu pagi; dan jika engkau memasuki waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore; ambillah kesempatana dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan dari masa hidupmu untuk matimu." Riwayat Bukhari Carilah alasan untuk tersenyum diantara lelahnya ujian yang menindihmu di duniamu yang sebentar ini. ada ribuan alasan untuk bersyukur, jika kamu mau mencarinya. ada banyak lima menit lima menit yang telah kau buang sia sia...di duniamu yang sebentar ini, dalam usiamu yang kesekian ini. Getarkan bibirmu, dan pujilah rabbmu Berterimakasihlah karena pagi tadi Allah telah membangunkanmu, menjagamu hingga malam ini saat matamu mulai mengantuk, saatnya untukmu beristirahat menyambut pagimu-di duniamu yang sebentar ini Sederhanakan obsesimu. Sederhanakan langkahmu. Luruskan kembali perspective kesuksesan yang menyelimuti fikiranmu. Seorang muslim yang memahami Islam dengan baik bisa sukses setiap hari dan bahkan tidak akan pernah merasa gagal disetiap saat dalam hari harinya. Tidak usah menunggu atau khawatir dengan pesaing dan kompetitor di kiri kanan kita. Ubahlah cara pandang atau perspective yang kita fikirkan tentang titik sukses yang ada di benak kita. Ketika titik sukses kita adalah kebahagiaan dan ketenangan serta berbagai kemudahan yang mengikutinya. Maka pahamilah bahwasannya setelah kita bahagia 'disana' kita akan berfikir bagaimana agar kebahagiaan itu lebih lama lagi atau jika bisa tetap begitu selamanya atau abadi. Sayang sekali. Kebahagiaan di dunia ini tidak ada yang abadi. Selain fatamorgana, Kebahagiaan dalam titik sukses yang kita kejar sebenarnya Ilusi atau Abstract. Kebahagiaan sesungguhnya adalah kesuksesan di Akhirat. Negeri kita sesungguhnya. Sungguh, ujian itu datang untuk mengujimu. Dan tidaklah sesuatu bisa dikatakan ujian jika kita tahu cara pemecahannya, atau mudah kita pahami dengan logi dalam takaran yang wajar. Jadikan prahara Ujian itu tamu berharga, Yang harus kita sambut dengan seluruh kesungguhan, ketabahan dan kesabaran serta keikhlasan. Rasulullah saw bersabda; "Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi) "Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah)". (HR. Bukhari) Bersabarlah lagi, Karena sabar itu tidak ada batasnya, batasnya adalah kematian dan hadiahnya adalah syurga Allah yang kekal tanpa batas. Bersabarlah lagi, Karena jika sabar itu mudah tentu semua orang bisa melakukannya. Bersabarlah lagi, Karena Ujian memang untuk orang beriman ^_^ Allah berfirman dalam Al Qur'an bahwasannya "Orang orang kafir dipanjangkan usianya hanyalah agar bertambah dosa nya... " BERDIRILAH, JANGAN DIAM! Raslullah saw bersabda; "Malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izroil datang melihat wajah seseorang, didapati orang itu bergelak tawa. Maka berkata Izroil: "Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Alloh untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih bersenang – senang dan bergelak tawa". (Diriwayatkan Abdullah bin Abbas Radiyallahu Anhu) Ketika hati manusia berbunga bunga, dadanya berpacu dan wajahnya melepaskan tawa tawa tanpa beban. Maka disana dapat dipastikan ia sedang lupa, mungkin saat dirimu terbuai tawa tawa, saat itu 99% jiwamu berada dlm kondisi lalai... Ketika dijaman Rasulullah saw masih hidup pernah terjadi gerhana, Rasulullah saw kemudian mendirikan shalat dan diikuti sahabat, setelah itu Rasulullah berkhutbah. Diriwayatkan Imam Muslim, Khutbah beliau saat itu sangat beda. Mata beliau memerah seperti panglima yang sedang meminpin pasukan. Rasulullah saw bersabda; "...Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yg kuketahui, tentu kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa!..." (Lihat Hadits Al Bukhari No. 2964, Muslim No. 1499, An Nasai 1448, At Tirmidzi dan Abu Daud. Dari Annas RA) Bergetarkah hatimu wahai saudaraku? Lalu kepada siapakah keluhan itu dialamatkan? Apakah tawa tawa itu lebih baik untuk mu, padahal Allah begitu menyayangimu sehingga mengkondisikan dirimu dalam keadaan sulit agar kamu mengingat Nya, meminta pertolongan Nya.. dan disaat itulah Ruh mu mendekat kepada Rabb nya. Dunia ini bukan panggung komedi. Management kematian harus segera dipersiapkan, sebelum peluru kematian yang saat ini melesat tiba dihadapanmu. Saat itu kita tidak bisa mengelak, semuanya telah begitu terlambat. Saat ini, saat nafas ini lega, semuanya masih berbentuk kesempatan. Pilihlah kesempatan terbaikmu, ketika ujian dan musibah itu terus menghantammu maka ingatlah saat ini dirimu masih berada dalam ruas kehidupan dimana kamu bisa menari bersamanya. Jika hatimu begitu lelah, maka jangan sampai terlitas ingin mati, tapi ingatlah pedihnya kematian... Saat ini dirimu masih hidup, matamu masih berkedip kedip dan nadimu masih berdenyut denyut... Maka bangkitlah, jangan sia siakan kepercayaan Rabbmu yang telah membangunkanmu tadi pagi. Bangkitlah, jangan diam! Shalatlah sebelum ruhmu mendapati ragamu sedang dishalatkan.. Let me End this session with the Greeting from Paradise, Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar