Powered By Blogger

Selasa, 12 Juli 2011

sabar at first strike....

Diriwayatkan pada suatu ketika Rasulullah SAW sedang berjalan dari
suatu tempat. Di tengah perjalanan beliau SAW mendengar jeritan-jeritan
yang berasal dari sebuah rumah. Ketika melewati rumah tersebut, beliau
SAW mendapati ternyata suara tersebut berasal dari seorang Ibu yang tak
kuasa menahan sedih karena ditinggal mati anaknya.

Melihat itu, Rasulullah SAW setelah mengucap salam kemudian berkata
kepada ibu itu: ”Sabar..bersabarlah, Wahai Ibu.”. Mendengar ucapan itu,
si Ibu yang sedang bersedih itu tanpa melihat lagi siapa yang
menasehati langsung bilang: ”Enak saja kau bilang begitu! Kau bisa
bilang begitu karena yang mati bukan anakmu!”.

Mendengar jawaban ibu itu Rasul mulia SAW tidak marah. Beliau
kemudian melanjutkan perjalanannya lagi. Rupanya dialog antara ibu
dengan Rasulullah SAW tadi disaksikan oleh seseorang lelaki. Beberapa
hari setelah itu lelaki tersebut mendatangi si Ibu tadi dan kemudian
berkata: ”Apa jawabanmu terhadap seruan untuk bersabar dari seseorang
yang datang waktu hari kematian anakmu yang lalu”.

Si ibu yang tahu maksud pertanyaan itu menjawab: ”Aku bilang, enak aja kau bilang begitu! Kau bisa bilang begitu karena yang mati bukan anakmu!”.
Lelaki tersebut kemudian berkata: ”Astaghfirullah! Sangat tidak
sopan jawabanmu terhadap Rasul Allah!”. Bagaikan disambar geledek,
bukan kepalang terkejutnya si Ibu tadi ketika mengetahui bahwa orang
yang dia hardik itu adalah Rasulullah SAW. Seketika itu juga si Ibu
datang ke rumah Rasulullah SAW untuk meminta maaf.

Sesampainya di rumah Rasulullah SAW, ia dipersilahkan masuk.
Kemudian Rasulullah SAW berkata: ”Apa maksud kedatanganmu kemari, wahai
Ibu?”. Ibu itu menjawab: ”Aku bermaksud meminta maaf kepadamu atas
ucapanku kepadamu tempo hari yang tidak sopan. Benar sekali nasehatmu
ya Rasul, bahwa sebaiknya aku bersabar. Dan kini aku telah mengikuti
anjuranmu untuk bersabar. Sekarang aku sabar, wahai Rasul Allah”.

Rasul mulia kemudian menjawab: ”Sabar itu adalah pada pukulan pertama.”
Yang dimaksud Rasulullah SAW dengan perkataan tersebut adalah bahwa
kita dianjurkan untuk bersabar pada saat kita pertama menerima sebuah
cobaan. Itulah kondisi-kondisi kritikal yang sangat memerlukan
kesabaran tersebut. Setelah lewat masanya, sabar hanya berguna sebagai
pelajaran untuk masa berikutnya. Akibat buruk karena ketidaksabaran
kita telah terjadi dan tidak dapat kita putar ulang. Begitulah sabar
yang dimaksudkan oleh Islam, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar