Powered By Blogger

Kamis, 14 Juli 2011

TAUBAT HARUS DISEGERAKAN

بِسْـــــــمِ أللَّهِ ألرَّحْمَنِ ألرَّحِيْ.
Salah satu sifat yang pasti dilakukan oleh manusia dan jarang yang luput darinya ialah kencendurngan berbuat kesalahan atau dosa. Hakikat ini diakui’ Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Beliau Bersabda : “Semua anak Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang banyak bertaubat”. (H.R At Tirmidzi). Manusia berbeda dengan malaikat yang sepanjang hayat tidak pernah melakukan perbuatan ingkar. Malaikat senantiasa patuh apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ada malaikat yang sepanjang masa melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam diri manusia terdapat akal dan nafsu yang mendorong melakukan kebaikan dan keburukan. Hal demikian meletakkan manusia sebaik-baik kejadian dan penuh kesempurnaan , yakni mampu membedakan pilihan mana yang baik dan mana yang buruk. Allah Subhanahu wa Ta’ala.memberi peluang mereka menghapuskan dosa dengan cara bertaubat. Bertaubat bermaksud menyesali segala perbuatan mungkar dan kembali mengikuti segala Perintah-Nya. Taubat yang sebenar-benarnya akan membersihkan diri seperti tidak pernah melakukan dan mengulagi perbuatan dosa yang serupa. Allah Subhanahu wa Ta’ala.senantiasa mengingatkan manusia agar memohon taubat kepada-Nya. Banyak ayat Al-Quran menukilkan tentang taubat yang dijanjikan Allah sebagai membersihkan diri dari pada dosa dan meningkatkan darajat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman : “Katakanlah (Wahai Muhammad)” Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari pada Rahmat Allah, karena sesungguhnya Dialah yang mengampun-Kan segala dosa. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”. (Q.S. Az-Zumar: 53). Melakukan perbuatan dosa merupakan satu kezaliman terhadap diri sendiri di dunia dan di akhirat. Kezaliman itu menjadi semakin berat dan bertambah jika tidak bertaubat dengan segera. Bertaubat dan memohon keampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ‘karena keterlanjuran yang dilakukan, menyesali dan berazam tidak melakukan kembali dosa akan dapat membersihkan diri. Taubat boleh dilakukan sepanjang masa tanpa perlu menunggu usia tua atau pada hari tertentu saja. Sebaik-baik taubat ialah yang dilakukan sebaik selepas menyadari telah melakukan dosa. Taubat melahirkan jiwa tenang, bersih dan tidak gusar. Apabila bertaubat dengan sebenar-benarnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala ‘mengaruniakan ketenangan yang abadi dan menjadikan kita benar-benar beriman dan berserah diri semata-mata hanya kepada-Nya. Dosa yang tidak dibersihkan mudah mendorong diri mengulangi perbuatan yang sama tanpa merasakan perbuatan itu satu dosa. Perbuatan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi satu kebiasaan dalam diri yang sukar dihentikan. Tidak pelak lagi sering bermunculan ungkapan bahwa segala sesuatu kesalahan atau dosa dilakukan berulang-ulang akan merasa bahwa itu adalah kebiasaan yang toleran. Namun Sebenarnya setiap kesalahan dan dosa yang dilakukan menjadi satu titik hitam di dalam hati. Jika tidak dibersihkan segera, titik hitam itu lama kelamaan menjadi bertumpuk hitam dan seterusnya menutup pintu hati daripada menerima cahaya kebenaran IlLahi Rabb. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Bersabda : “Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan satu noktah berwarna hitam. Jika dia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, hatinya akan kembali jernih. Jika dosanya itu bertambah-tambah, noktah hitam itupun turut bertambah hingga menutupi hatinya. Maka itulah karat yang disebut Allah dalam Al-Quran. “(H.R. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Baihaqi). CARA BERTAUBAT • Kategori dosa yang melibatkan keingkaran terhadap perintah Allah, seperti minum arak dan meninggalkan shalat, cara taubatnya ialah memohon terus keampunan kepada Allah. Subhanahu wa Ta’ala Taubat kategori ini perlu dilakukan dengan menyesali perbuatan tersebut dan tidak akan mengulanginya. • Sebaliknya, dosa melibatkan hubungan sesama manusia seperti menipu, mengumpat dan sebagainya perlu dilakukan dengan memohon pintu maaf kepada orang yang kita melakukan kesalahan itu. Kita perlu bertemu dan menyatakan kesalahan yang telah dilakukan dan memohon agar orang berkenaan memaafkannya. Bagaimanapun dalam keadaan tiada keyakinan dalam diri dan merasakan timbul kesan buruk seperti membalas dendam, dan sebagainya, Islam mencegah melakukan sesuatu yang dapat mendatangkan keburukan, biarpun asalnya bertujuan baik. Dalam keadaan demikian, sudah memadai taubat itu memohon kepada Allah. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala; Maha Pengampun dan Maha Mengetahui segala yang dilakukan hamba-hamba-Nya. Biarpun pintu taubat senantiasa terbuka dan tidak ada waktu khusus untuk bertaubat, tidak bermakna peluang itu terus terbuka sehingga detik meninggal dunia. Pintu taubat akan tertutup ketika nyawa sudah hampir ajal. Sebab itu jangan sekali-kali menunda untuk bertaubat. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Bersabda : “Sesungguhnya Allah tetap menerima taubat seseorang hamba-Nya, selagi roh belum sampai di kerongkongan (hampir tiba ajal), (H.R At Tirmidzi). Seringkali alasan orang yang menangguhkan taubat karena merasakan dirinya masih muda. Mereka tidak ingin bertaubat ketika usia muda karena ingin terus melakukan perbuatan maksiat yang mendatangkan kepuasan dan kesenangan hidup.Bahkan tidak sedikit kita temui usia di ambang senja pun masih kerap dengan perbuatan dosa. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menolak taubat biarpun sebanyak mana dosa yang telah dilakukan. Biarpun seseorang itu telah melakukan dosa sepanjang hidupnya, tetapi sempat bertaubat sebelum ajalnya, maka dia mati dalam keimanan dan khusnul khatimah dan mendapat balasan surga. Namun, dua perkara perlu difikirkan mengapa taubat perlu disegerakan dan jangan menanti usia tua untuk bertaubat. Pertama, masa meninggal dunia tidak diketahui oleh siapapun. Meniggal dunia tidak hanya apabila usia menjelang tua,sering kita melihat ramai orang yang meninggal dunia ketika usia muda dan dalam keadaan tiba-tiba. Kedua, pastikah apabila usia tua kita akan dapat bertaubat. Perhatikan betapa ramai orang tua yang masih bergelimang dengan dosa. Malah, ada yang semakin tua semakin menjadi-jadi melakukan maksiat, melebihi kelakuannya ketika muda. Sesungguhnya taubat membersihkan diri daripada kotoran dosa. Apabila diri dalam keadaan bersih maka mudah mendapat rahmat dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kehidupan ini dilalui dengan tenang, ceria, yakin, berserah dan hanya mengharapkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala . Sebaliknya, orang yang dipenuhi dosa merasakan diri senantiasa resah, tidak mendapat kepuasan hidup, tamak, ketagihan melakukan maksiat dan benci melakukan kebaikan. Sebaliknya, syaitan amat suka menjadi rekan kepada orang yang dipenuhi dosa. Syaitan tidak pernah berputus asa menyesatkan manusia dengan berbagai tipu daya. Iblis memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ‘agar dipanjangkan usia hingga Hari Kiamat semata-mata ingin menghasut manusia menjadi hamba yang sesat seperti dirinya. Sebab itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, menganjurkan agar umatnya banyak beristighfar memohon Ampunan Kepada-Nya. Dalam riwayat, Rasulullah beristighfar setiap hari tidak kurang daripada 70 kali,100 kali sehari, Istighfar bukan saja membersihkan dosa dan memohon Ampunan, tetapi jalan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan beristighfar kita akan merasakan diri senantiasa diperhatikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tiada peluang melakukan sesuatu yang dilarang-Nya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Bersabda : “Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah menjadikan untuknya setiap kesusahan itu ada jalan keluar dan dia diberi rezeki yang datangnya tanpa diduganya”. (H.R. Ahmad). Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, demikian betapa taubat harus disegerakan dan tidak perlu menunda-nundanya sampai usia menjelang senja , Semoga manfaat buat kita semua, yang Benar Haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan ’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala ‘Senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-Nya..Aamiin Allahuma Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar